c. Kesimpulan dan harapan
Peranan di Dunia Industri dan Dunia Usaha #Sejak diberi amanah oleh DEPDIKNAS untuk menyelenggarakan program D4Politeknik, kami tidak hentihentinya menyosialisasikan keberadaan program D4Politeknik ini kepada dunia usaha dan dunia industri maupun ke instansiinstansi pemerintah di Indonesia. Kami menjelaskan kepada mereka perihal: 1. Aspek legal D4. 2. Gelar/sebutan Sarjana untuk para lulusannya program D4 3. Proses belajar mengajar program D4 4. Karakter kompetensi para lulusan D4 5. dll. Memerlukan proses yang panjang untuk bisa meyakinkan dunia usaha dan dunia industri bahwa sarjana lulusan D4 Politeknik mempunyai kompetensi sejajar atau bahkan lebih jika dipekerjakan untuk pekerjaanpekerjaan yang memerlukan ketrampilan teknis. Saat ini proses sosialisasi itu sudah mulai menuai hasil. Banyak perusahaan swasta nasional maupun asing sudah mulai bersedia merekrut para sarjana lulusan program D4 itu untuk dipekerjakan sesuai level kesarjanaannya. Berikut ini daftar perusahaan swasta asing dan nasional yang telah merekrut para sarjana program D4 Politeknik: Epson, Kinden, Mitsuba, LG, Schlumberger, Total, Sampurna, Cipta Visi Globalindo, Info Global, IBM, Toa Galva, Garuda Maintanance Center(GMF), Schnider, Mobile8, Axis, Trans TV, Polytron, Komatsu. Yang sampai saat ini belum bersedia merekrut para sarjana program D4 tersebut adalah justru dari perusahaanperusahaan dari jajaran BUMN. Rasanya sayang sekali bahwa para lulusan Sarjana Sains Terapan hasil proses pendidikan program sarjana Politeknik (D4) yang memakan subsidi besar dari pemerintah tersebut sampai saat ini belum bisa dimanfaatkan oleh perusahaanperusahaan di jajaran BUMN. V. Peranan Dalam Pergaulan Akademik Internasional Dewasa ini Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) sedang giat menggalakkan Seluruh Institusi Pendidikan Tinggi di Indonesia untuk lebih mengitensifkan upaya membuat jejaring akademik dengan Perguruan Tinggi di Dunia. Untuk itulah DIKTI c/q Direktorat Kelembagaan setiap tahun mereview semua Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia untuk dapat dikatagorikan menjadi “Promising Universities in Indonesia”. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendorong kompetisi antar perguruan tinggi Indonesia untuk terus menerus berupaya mempertahankan dan memperbaiki kinerja serta mempertahankan citranya di khalayak nasional maupun internasional. Beberapa Politeknik Negeri telah masuk dalam katagori ini. Untuk dapat bekerja sama atau berkolaborasi dengan Institusi Pendidikan Tinggi Formal yang ada di dunia, tentu modal utama yang harus dimiliki adalah kesetaraan kelembagaan antara Perguruan Tinggi yang ingin berkolaborasi secara Internasional dengan Perguruan Tinggi Luar Negeri yang dituju. Dari pengalaman, minimum Perguruan Tinggi luar negeri menyatakan bersedia berkolaborasi dengan kita adalah penyelenggara program sarjana. Dari pengalaman menunjukkan pada saat para Perguruan Tinggi Luar Negeri itu akan menerima lulusan Sarjana Sains Terpanan D4Politeknik, mereka masih harus bertanya kesana kemari untuk bisa teryakinkan bahwa itu adalah program sarjana. Salah satu konsideran utama kenapa mereka bisa teryakinkan, adalah gelar/sebutan Sarjana bagi para lulusan D4Polteknik yaitu Sarjana Sains Terapan. Beberapa negara Eropa Barat sudah meniadakan dikotomi Pendidikan Tinggi Diploma Politeknik dengan Universitas Tradisional. Negaranegara seperti Belanda, Jerman dan Inggris telah mengubah Pendidikan Tinggi Politekniknya menjadi Universitas yang mereka sebut sebagai practicefocussed University of Applied Science. Universitasuniversitas itu menyelenggarakan pendidikan teknik minimum program Sarjana dengan gelar/sebutan para lulusannya adalah Bachelor of Applied Scicence. Di Jepang juga demikian adanya. Pada masa sesudah perang dunia ke 2 mereka mempunyai sistem Pendidikan Tinggi Sarjana Muda Teknik yang dilaksanakan 5 tahun setelah lulus SMP, yang mereka namakan sebagai KOSEN (Koto Senmon Gakko) atau College of Technology. Dewasa ini mereka sudah diberi hak untuk menyelenggarakan Program Sarjana dengan gelar yang sejajar dengan program sarjana di Universitas maupun Institut di Jepang. Program Sarjana di College of Technology ini mereka sebut sebagai program SENKOKA yang lulusannya mempunyai sebutan/gelar Sarjana/Bachelor serta mempunyai hak yang sama seperti temanteman mereka yang menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas maupun Insitut. Para lulusan sarjana dari University of Applied Science tersebut dengan bebas memilih masuk ke pasar kerja atau melanjutkan ke jenjang Master dengan tanpa diskriminasi. Untuk malanjutkan ke jenjang Master maupun Doktor bisa dilakukan dengan pindah ke Universitas lain yang mempunyai reputasi riset lebih baik. Di negaranegara yang sudah kami sebut diatas, skema ini berjalan tanpa ada aturan khusus maupun pembatasan akibat dikotomi asal Universitas. Dengan demikian aliran SDM dalam menempuh proses Pendidikan Tinggi di negaranegara tersebut berjalan dengan alami. V1. Kesimpulan 1. Kualitas pendidikan teknik di beberapa Politeknik dengan program D4 yang mendidik menjadi seorang Sarjana Sains Terapan, sudah bisa mempunyai kualitas yang sejajar dengan pendidikan sarjana teknik yang ada di Universitas maupun Institut. 2. Berdasarkan KEPMENDIKNAS 234/U/2000, KEPMENDIKAS 232/U/2000 serta PP 60 tahun 1999, menjelaskan bahwa, lulusan S1 dan D4 mempunyai beban studi yang sama yakni 144 SKS, serta mempunyai beban tanggung jawab yang sama di dunia kerja. 3. Ciri Pendidikan Tinggi formal adalah dianugerahkannya gelar/sebutan didepan atau dibelakang nama yang bersangkutan sesuai dengan jenjang program Pendidikan Tinggi formal yang telah diselesaikannya. Gelar/sebutan tersebut haruslah mengimajinasi sebagai gelar pendidikan formal yang mempunyai kesetaraan di dunia pendidikan Internasional, utamanya untuk gelar kesarjanaan. Hal ini penting sebagai pengakuan administratif saat yang bersangkutan akan bergabung dengan dunia usaha dan dunia industri atau pada saat yang bersangkutan ingin melanjutkan studi di dalam negeri atau keluar negeri. 4. Kerjasama Internasional yang sudah dilakukan beberapa Politeknik adalah atas dasar pengembangan pendidikan Sarjana (Bachelor). 5. Gelar Sarjana Sains Terapan (SST) untuk para lulusan D4 Politeknik seperti yang termaktub dalam Peraturan Pemerintah No:60 Tahun 1999 Pasal 22 ayat 3 adalah sudah benar adanya. Gelar ini sama dengan gelar Bachelor of Applied Science untuk lulusan University of Applied Science di negaranegara maju seperti yang sudah disebut diatas. VII. Permohonan kami 1. Kepada Yang Terhormat, Bapak Mentri Pendidikan Nasional, Bapak Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, para perancang RPP Pendidikan Tinggi, kami mengusulkan untuk tidak mengubah sebutan/gelar Sarjana Sains Terapan (SST) untuk para lulusan D4 Politeknik seperti yang telah termaktub didalam Peraturan Pemerintah No:60 Tahun 1999 Pasal 22 ayat 3. 2. Kami juga berharap bahwa Bapak Mentri Pendidikan Nasional serta Bapak Direktur Jendral Pendidikan Tinggi lebih menggiatkan sosialisasi kepada khalayak dunia industri dan dunia usaha utamanya kepada jajaran BUMN perihal keberadaan sistem pendidikan Politeknik (utamanya keberadaan Program D4Polteknik yang sejajar dengan program Sarjana S1), seperti halnya pada sosialisasi Sekolah Menengah Kejuruan. VIII. Sumber bacaan 1. Undangundang No:20 tahun 2003 Perihal Sistem Pendidikan Nasional. 2. Simpson, “Learning Domains or Blooms Taxonomy”, 1972 3. L.Richard Carley dkk, “Teaching Introduction to Electrical and Computer Engineering in Context”, Proceeding of The IEEE, January 2000. 4. Fawwaz T. Ulaby and Bryan l. Hauck, “Undergraduate Electromagnetics Laboratory: An Invaluable Part of the Learning Process”, Proceeding of The IEEE, January 2000. 5. Nggandi Katu.Dr, “Beda Pemahaman Konsepkonsep Sains”, Majalah Prestasi, Juli 2002. << UndangUndang Pendukung ||